Muse Buzz :
Home » » Hari Raya Rasulullah

Hari Raya Rasulullah


Oleh: Imam Agung Dr Ali Jum’ah, Mufti Republik Arab Mesir

HARI raya merupakan bentuk dari ekspresi kebahagiaan dan kegembiraan dalam Islam, dan syi’ar-syi’ar yang terkait dengan hukum agung dan arti besar, Maka Islam tidak datang sebagai kerah yang mencekik para pengikutnya sehingga menyulitkan gerak mereka, akan tetapi datang sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia lahir dan batin. Sedangkan maksud dan tujuan utamanya adalah mempererat hubungan antara ruh dan jasad, dan antara dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi,” (QS Al Qoshosh:77).
Dan bentuknya adalah perayaan hari raya Islam, dengan tujuan untuk menyegarkan suasana diri dari kejenuhan hidup, ini dikarenakan hari raya merupakan bentuk perkumpulan setelah selesainya satu kewajiban, maka orang-orang yang berpuasa akan berbahagia dengan adanya hari raya karena mereka telah menyelesaikan kewajiban melaksanakan puasa, sedangkan orang yang berhaji mereka bahagia karena telah menyelesaikan kewajiban perintah haji dan ikut serta pula warga muslim yang lain yang tidak berhaji di negara masing-masing dengan berkurban untuk mendekatkan diri kepada Allah dan bentuk dari menghidupkan sunnah para nabi yaitu nabi Ibrahim AS sampai kepada penutup para nabi, Muhammad SAW. Oleh karena itu Islam sangat menjunjung tinggi nilai Hari Raya dan mengikat kegembiraannya dengan kemuliaan dan rasa syukur kepada Allah karena telah melaksanakan kewajiban.
Sedangkan tujuan utama dari hari raya sendiri adalah memberikan kegembiraan dan kebahagiaan kepada umat Islam baik laki-laki, perempuan ataupun anak-anak. Akan tetapi keberadaan hari raya bukan sekedar untuk kesenangan belaka; akan tetapi untuk menyempurnakan kebaikan dalam masyarakat yang islami. Maka kebahagiaan tersebut akan menjadi unsur kebahagiaan masyarakat secara umum. Karena nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada para hartawan untuk menyenangkan fakir miskin dan menjauhkan mereka dari kesengsaraan. Dan bersabda: “Cukupilah (kebutuhan) mereka di hari ini,” (Sunan Dar Qutni).
Dan di hari Idul Adha ada juga syi’ar berkurban sebagai bentuk menyenangkan fakir miskin, maka Islam tidak memerintahkan kepada yang berkurban untuk makan daging sekenyangnya, akan tetapi semua lapisan harus merasakan kenyang juga. Dan agar bertemu juga harta dan kemiskinan dalam keadilan dan rahmat dari wahyu Allah. Dan langkah kongkrit dari semuanya adalah zakat, sedekah, kebaikan dan keluasan.
Dan di antara pintu kesenangan dan kebahagiaan di saat hari raya juga, adalah menggembirakan dan menyenangkan wanita dan anak-anak sebagaimana perintah Nabi SAW. Suatu ketika datanglah Abu Bakar Shiddiq RA kepada Aisyah RA, dan Aisyah mempunyai dua orang pembantu wanita ketika hari-hari Mina, mereka berdua bernyanyi dan menabuh rebana, sedangkan Rasulullah SAW bersembunyi di balik kainnya, maka Abu Bakar memarahi mereka berdua, maka Rasulullah menyibakkan kainnya dan memperlihatkan kepalanya seraya berkata “Biarkan mereka berdua hei Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari raya, dan hari Raya kita adalah hari ini,” (Shahih Bukhari).
Dan Nabi Muhammad SAW telah mengistimewakan kaum wanita pada hari raya dengan tetap menjaga kehormatannya di hari tersebut, untuk mengikuti shalat ied walaupun dengan berbagai kondisi, Dari Ummi ‘Atiyah Ra bersabda “Kami diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk ikut hadir pada hari raya Idul Fithri dan Idul Adha, baik remaja perempuan, wanita haid, dan dengan berkerudung. Adapun bagi wanita haid, maka mereka memisahkan diri dari shalat, agar menyaksikan kebaikan dan dakwah umat Islam. Aku berkata: wahai Rasulullah salah satu di antara kami tidak mempunyai jilbab, Rasulullah menjawab: Suruh saudarinya meminjamkan dia jilbab yang dia miliki (Shahih Muslim). Imam Syaukani mengatakan: “hadits dan maknanya merupakan unsur diperintahkannya kaum wanita untuk keluar pada dua hari raya ke tempat shalat, tanpa ada perbedaan antara yang masih gadis atupun yang sudah menikah, tua ataupun muda, haid dll. Selama tidak ada halangan, fitnah ataupun pada masa iddah.”
Maka Shalat Ied merupakan bentuk dari ungkapan kebahagiaan, ditinggikannya kalimat takbir dengan penuh suka cita sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada umatnya, dengan selesainya salah satu kewajiban berpuasa. Allah SWT berfirman; “ dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS Al Baqarah:185), Takbir artinya mengagungkan, maksudnya adalah dalam takbir-takbir yang dikumandangkan pada hari raya sebagai bentuk mengagungkan Allah SWT secara umum, yaitu pada kalimat “Allahu Akbar” adalah kiasan tentang keesaan Tuhan, karena dalam pengistimewaannya berarti yang lain lebih rendah dari-Nya, dan sifat rendah adalah sifat mustahil bagi Allah, oleh karena itu diperintahkan bertakbir dalam shalat karena sebagai bentuk penolakan sujud selain kepada-Nya, selain itu diperintahkan bertakbir juga ketika menyembelih hewan kurban ketika dalam haji atau hari raya Idul Adha sebagai bentuk penolakan para kaum musyirkin di Mekah yang berkorban untuk patung berhala di sekitar Ka’bah, dan disunnahkan bertakbir di hari raya Idul Adha semenjak terbit fajar pada hari Arafah sampai terbenamnya matahari di hari ke 3 hari tasyrik, baik sendiri-sendiri ataupun berjamaah, di masjid-masjid ataupn di rumah-rumah, sebagai syi’ar persatuan umat, syi’ar ibadah, dan bentuk keta’atan kita pada sabda Allah SWT: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “ (QS ArRum:30) disunatkan juga untuk menghidupkan malam ied dengan memperbanyak ibadah, seperti shalat, dzikir, dll. Sebagai mana diungkapkan dalam hadits: “Barangsiapa yang mendirikan (shalat) pada malam di dua ied semata-mata karena Allah SWT, maka hatinya tidak akan mati ketika saat matinya hati-hati.” (Sunan Ibnu Majah) . Dan menghidupkan malam ied bisa dalam bentuk mabit di mina, dan dikatakan juga bisa dalam sesaat di sana, dan diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA beliau berkata bahwa beliau ingin melakukan shalat Isya berjama’ah dan Shubuh berjama’ah, serta berdo’a di antara keduanya.
Di dalam setiap hari raya juga, Islam memerintahkan masyarakat untuk saling bersilaturrahim sesama keluarga dan lingkungan, dengan berbakti kepada orang tua, silaturrahim kepada kerabat  dan sahabat, maka kasih sayang dan cinta akan menghiasi semua tempat, dan hilanglah rasa iri, dengki, dan permusuhan.
Dan hari raya bukan sekedar sarana yang kosong dari nilai-nilai moral dan sosial, justru kehadirannya untuk memperlihatkan keindahan, kesempurnaan, dan adab yang Islami, sehingga dapat menjadi pengikat kesatuan bermasyarakat, karena akan muncul darinya akhlak mulia dan terpuji, dan saling bertutur sapa dan saling memuji, maka sifat rahmat akan tertempel dalam diri umat Islam sebagai bentuk mendirikan agama. Maka hubungan bermasyarakat akan terbaharui dan semakin kuat, sedangkan nilai moralpun akan semakin tinggi. Jadilah umat Islam sebagai sarana dakwah terbuka untuk agama ini, dan sebaik-baik pembimbing untuk yang kebingunan, sehingga  menjadi penyejuk dan penyelamat untuk semesta.
Sesungguhnya kegembiraan pada saat hari raya memiliki bentuk yang bermacam-macam, salah satunya lebih condong kepada dzikir dan shalat, sedangkan yang lainnya adalah membantu fakir miskin dan yang membutuhkan dengan cara memperbanyak silaturrahim. Dan kita, bersama mereka ikut serta menyebarluaskan nuansa dan nilai-nilai cinta dan kasih sayang di antara masyarakat dengan sebaik-baik ucapan, dan sebaik-baik ucapan adalah “setiap tahun semoga anda, bangsa Arab dan umat Islam berada dalam kebaikan dan senantiasa diliputi oleh keberkahan.”
Share this article :

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dewa Copas - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template