Muse Buzz :
Home » » Sufi, Agama Masa Depan

Sufi, Agama Masa Depan


Agama yang cocok untuk masa depan adalah model keberagamaan kaum sufi, demikian ungkap Arnold dalam bukunya The Corrupted Science, The Challenging of Myth, menurut Arnold model keberagamaan kaum sufi sangat inklusif (terbuka), humanis, plural dan yg paling penting, model keberagamaan kaum sufi sangat sesuai dengan hukum-hukum antropis dan juga hukum alam. Sepíntas pernyataan tersebut sangat menarik dan menantang. Apa yg dikemukakan arnold ini menimbulkan berbagai macam pertanyaan, benarkah pernyataan tersebut ? Apa bukti-bukti pendukungnya ? Dan bagaimana hal itu bisa terjadi ?. Terlepas dari pergumulan diantara pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang jelas dan perlu disikapi bahwa ada gejala dan fenomena baru yaitu posisi kaum sufi didunia modern semakin penting. Kehidupan saat ini adalah kehidupan yang serba kompleks , banyak sekali nilai-nilai agama yang dipertaruhkan demi kekuasaan, arogansi mayoritas, dan kepentingan-kepentingan kelompok yang sempit, disamping itu, agama juga punya sebuah tantangan hebat dari realitas yang terjadi saat ini, mampukah agama menjadi solusi terhadap berbagai persoalan umat manusia saat ini ?. Persoalan memudarnya kasih sayang diantara sesama manusia , pertikaian, merebaknya kekerasan, merebaknya intoleransi antar agama dan antar mayoritas dan minoritas, bencana alam yg terjadi dimana-mana, pembantaian umat manusia secara sadis, hanya demi kekuasaan sesaat dan kepentingan kelompok, bahkan demi kepentingan pemilik modal seperti suriah, afganistan,rohingnya,thailand selatan,dsb. Dan ketika agama tidak bisa menyelesaikan persoalan- persoalan ini, salahkah ketika agama harus ditinggalkan? Dan apa juga guna dan fungsi agama kalau tidak bisa menyelesaikan persoalan-persoalan ini ?. satu kesimpulan awam segera muncul, masa depan agama akan suram, kelam dan menyedihkan, karena agama hanya akan jadi sekedar pajangan dikitab suci, pengantar do’a- do’a, protokoler-protokoler acara. Kalau agama tak berdaya, maka kita harus mengimani “imagine of the people”nya John Lenon, untuk apa agama kalau hanya untuk menciptakan peperangan, pembunuhan, untuk apa surga dan neraka kalau hanya untuk saling membantai, lebih baik diatas kita hanya ada langit, dan dibawah kita hanya ada bumi, tak perlu agama itu.
Agama masa depan hanya akan ada dan survive ketika cinta dan kasih sayang kepada sesama mànusia tanpa membedakan agama, aqidah dan keyakinan menjadi rukun iman, agama masa depan hanya akan ada pada sikap menghargai keberagaman dan perbedaan agama, aqidah dan budaya, agama masa depan hanya akan ada ketika kita dengan tulus dan ikhlas memberi tanpa pamrih kepada sesama, sekalipun dia berbeda agama dengan kita yang Islam, agama masa depan hanya ada ketika kita yang muslim dengan ikhlas dan kasih membiarkan penganut agama lain beribadah dengan tenang tanpa harus menyegel, membakar rumah- rumah ibadah mereka dan mengusir, membunuh mereka. Lantas, siapakah figur yang tepat dan bisa membawa pencerahan dan membawa agama kepada masa depan yang cerah, jawabanya adalah mereka-mereka yang tidak pernah menentang hukum alam, mereka yang selalu membawa cinta dan kasih sayang dibumi, mereka yang hanya tahu merasa (selalu mawas diri), bukan merasa serba tahu (sehingga dengan keserbatahuan mereka, sering mengkafirkan dan menyesatkan sesama muslim). Mereka adalah para sufi. Para sufi ini adalah awan, menaungi siapa saja, baik dia jahat, baik, rajin, malas, muslim, non muslim, tanpa pamrih. Para sufi juga adalah bumi, yang boleh diinjak siapa saja, baik yahudi, kristen, budha, hindu, konghucu, zoroaster, konfusians, shinto, dan lain lain. Para sufi hanya punya nafas dan nafas yang mereka hembuskan hanyalah cinta, jangan coba-coba menyesatkan, mengkafirkan para sufi, karena Sufi punya sembilan nyawa yang kesemuanya selalu memancarkan cinta dan kasih sayang terhadap siapapun dan apapun agama yang ada alam semesta. Cinta dan Kasih sayang para sufi adalah ibarat lapar, lapar ada pada semua agama, tanpa pandang dia Islam, kristen, hindu atau Budha. Demikian cinta yang ada pada Para sufi, untuk semua, untuk semesta apapun kepercayaannya. Sufi tidak lagi memperdebatkan Tuhan, karena memperdebatkan Tuhan hanya akan menciptakan neraka dan nestapa disemesta, saling membenarkan sendiri dan menyalahkan yang lain. Para sufi sudah pada tahap selalu mencintai Tuhan dan selalu bersama Tuhan. Lantas bagaimana jadinya semesta kalau penuh dengan Cinta dan Kasih sayang yang dibawa para sufi ?
Muhammad Ja'far
Share this article :

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dewa Copas - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template