Setidaknya mereka telah menemukan “jejak dan bayangan” partikel tersebut. Namun sejauh ini mereka belum melihat dengan mata kepala sendiri wujud dari partikel subatomik Higgs boson yang dipercaya sebagai partikel yang menentukan ukuran dan bentuk universal.
Berada di perbatasan Swiss dan Prancis, CERN didirikan oleh 20 negara Eropa pada tahun 1954 dan berfungsi sebagai laboratorium fisika partikel terbesar di dunia yang bertujuan mencari materi penyusun kehidupan dan alam semesta. Higgs boson adalah nama yang biasa digunakan untuk partikel yang secara hipotetis dianggap menjadi penyebab dari keberadaan partikel-partikel lain, seperti elektron, proton, neutron.
Sementara istilah “partikel Tuhan” diperkenalkan pertama kali oleh peraih Nobel bidang fisika tahun 1988 dari Amerika Serikat, Leon Max Lederman, untuk menjelaskan bagaimana partikel subatomik bekerja dan membayangkan bagaimana kehidupan bermula. Dalam suatu kesempatan Lerdeman mengatakan, sebetulnya ia ingin menyebut Higgs boson sebagai “partikel sialan” atau goddamn particle karena tak juga berhasil ditemukan.
Uji coba yang dilakukan CERN adalah dengan menabrakan partikel-partikel proton yang dialirkan melalui Large Hadron Collider, akselerator bawah tanah milik CERN yang bernilai 10 miliar dolar AS. Tubrukan ini dilakukan untuk menguji dugaan-dugaan mengenai dark matter dan anti matter yang dibayangkan memiliki peran substansial dalam proses awal kehidupan seperti dalam teori Big Bang.
“Fisikawan partikel memiliki standar yang tinggi dalam melakukan penelitian,” ujar Rob Roser yang memimpin laboratorium Fermilab di Chicago, Amerika Serikat, menanggapi temuan CERN itu dan membandingkannya dengan pengujian serupa yang mereka lakukan.
Dia juga membandingkan penemuan “partikel Tuhan” itu dengan fosil jejak kaki dinosaurus.
“Anda melihat jejak dan bayangan objek, tetapi Anda tidak benar-benar melihatnya,” katanya.
Secara resmi, CERN berencana mempresentasikan bukti-bukti yang mereka temukan itu dalam sebuah konferensi fisikawan hari Rabu besok di Geneva.
Juga disebutkan bahwa dua tim yang melakukan uji coba terus menerus selama bertahun-tahun dengan menggunakan metode yang berbeda, ATLAS (A Toroidal LHC Apparatus) dan CMS (Compact Muon Solenoid), baru akan mengungkap lebih banyak data mengenai Higgs boson pada pertemuan para ahli fisika bulan Oktober dan Desember tahun ini.
Menurut CERN yang diwakili James Gillies, seperti dikutip AP, menyatukan data ATLAS dan CMS sangat berisko.
“Menyatukan data dari dua eksperimen merupakan pekerjaan kompleks. Ini mengapa (penyatuan itu) memakan waktu dan mengapa tidak akan diumumkan hari Rabu,” ujarnya.
Bila baik ATLAS dan CMS secara independen telah mencapai penemuan mengenai Higgs boson ini, “hanya orang yang sangat pemarah (most curmudgeonly) saja yang tidak akan percaya mereka telah menemukan itu (Higgs boson),” ujar peneliti dari Institut Teknologi di Kalifornia, Sean M. Carroll.
Carroll telah berada di Swiss untuk mendengarkan presentasi CERN mengenai penemuan “partikel Tuhan” itu. Namun kelihatannya ia masih harus bersabar sampai akhir tahun sebelum akhirnya semua bukti yang dikumpulkan ATLAS dan CMS diungkap.