Sekitar satu bulan yang lalu , nggak sengaja dapat informasi mengenai relief ini dari video "Chariots of The Gods" di Youtube.
Buat teman-teman yang sudah baca buku Best Seller "Chariots of the Gods" karya Erich Von Daniken , pastinya sudah tidak asing lagi dengan beberapa hipotesa maupun teori-teori spektakuler mengenai "ancient visitor/ancient astronout" dan "search for ancient technology" yang secara gamblang dikemukakan oleh Daniken.
Menurut pandangan masyarakat umum , masa peradaban-peradaban kuno ribuan bahkan jutaan tahun lalu , merupakan masa peradaban yang sangat jauh dari kesan kecanggihan teknologi serta penguasaan ilmu pengetahuan yang mendalam , tidak sedalam dengan penguasaan IPTEK manusia masa kini(singkatnya : masih terbelakang alias primitif).
Namun, penemuan saintis dan ahli arkeologi sejak beberapa tahun belakangan ini seolah-olah menghilangkan pandangan umum bahwa peradaban-peradaban masa silam adalah peradaban-peradaban yang terbelakang, penguasaan ilmu pengetahuan yang masih payah dan memiliki kesan yang jauh dari teknologi.
Malahan , para saintis kini semakin kebingungan memikirkan penemuan artifak-artifak purba yang menjurus kepada kenyataan bahwa peradaban-peradaban kuno sebenarnya sudah begitu maju dari segi sains dan teknologi malah mungkin lebih futuristik daripada zaman sekarang!
Kenyataan itu memang sukar dipercayai karena tolak ukur era perkembangan sains dan teknologi baru bermula sekitar 200 tahun lalu dan teknologi komputer berasaskan elektronik baru mulai sekitar tahun 1940-an.
Akan tetapi, artifak purba serta catatan kuno yang berhasil ditemukan para arkeolog justru menceritakan sebaliknya - masyarakat zaman purba sudah memiliki teknologi hebat serta maju dalam berbagai bidang terutama sains.
Penemuan-penemuan arkeologis yang mengagumkan seperti penemuan jantung buatan yang berhasil ditemukan pada suatu mummi dari masa peninggalan peradaban Mesir kuno contohnya , bukankah itu merupakan suatu bukti kongkrit bahwa peradaban mesir kuno pada ribuan tahun silam telah menguasai ilmu sains dan kedokteran setinggi itu.
Padahal kita ketahui , sejarah ilmu kedokteran pada masa kini baru bisa memperkenalkan konsep jantung buatan pada beberapa puluh tahun lalu , tetapi dari penemuan diatas tadi diketahui jantung buatan ternyata telah diperkenalkan sejak 5000 tahun silam.
Selain itu , ada beberapa temuan yang mengindikasikan bahwa masa sebelum masehi manusia telah mengenal peralatan-peralatan listrik .Contohnya penemuan artifak "The Baghdad Battery" yang pernah aku bahas di blog ini , bukankah itu juga merupakan salah satu peralatan elektrik masa silam yang berhasil ditemukan.
Tentunya kedua artifak tersebut mungkin belumlah cukup untuk membuktikan teori "ancient electricity" yang dikemukakan oleh beberapa pakar seperti Daniken.
Tapi tahukah teman-teman , bahwa sudah cukup banyak temuan yang bisa dijadikan bukti bahwa peradaban manusia masa sebelum masehi telah mengenal listrik maupun peralatan listrik?
Salah satu temuan yang cukup populer adalah temuan relief-relief yang menggambarkan semacam alat penerangan berupa bola lampu pijar kuno , kalau aku bandingin dengan bentuk lampu pijar pertama temuan Thomas Alva Edison , mungkin tidak jauh berbeda bentuknya atau mungkin malah kegunaannya juga tidak jauh berbeda.
Berawal dari para arkeolog yang terkesan dengan kerapian penyusunan interior dan keindahan relief lukisan dinding-dinding di dalam piramid Mesir.Lalu kemudian mereka menyadari, bahwa tanpa adanya alat penerangan maka bagaimana para pekerja maupun senimannya dapat melakukan pekerjaannya?
Jika demikian, maka seharusnya ada alat penerangan. Tetapi yang membingungkan mereka adalah tak pernah ditemukan adanya jelaga atau bekas-bekas sisa pembakaran api sebagaimana lazimnya alat penerangan kuno (obor, lilin, lampu minyak). Lantas teknik penerangan apa yang mereka gunakan pada masa itu?
Di dalam suatu ruang di bawah Kuil Dendera, sebuah kuil yang terletak di sebelah selatan Luxor (Mesir) dan dibangun oleh firaun Mesir untuk memuja Dewi Hathor pada 4.200 tahun yang lalu, terdapat relief-relief yang menggambarkan semacam alat penerangan berupa bola lampu lonjong berukuran besar.
Bagian kepala bola lampu disangga oleh dudukan dengan per pegas yang tampaknya dapat berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan arah (sorotan) lampu. Sedangkan bagian ujung lainnya terhubung dengan semacam pipa melengkung ke kotak dasar alat penerangan tersebut. Walaupun seandainya gambar tersebut merupakan simbol, tetapi bagaimana masyarakat pada masa itu dapat membuat desain teknis semacam itu?
Yang cukup hebat adalah ketika Erich Von Daniken bersama beberapa tim saintis lainnya berhasil menciptakan sebuah replika bola lampu yang benar-benar ditiru dari desain relief di temple Dendera itu.
Ekspresimen ini mereka lakukan untuk mengetahui kegunaan sebenarnya dari benda yang dipegang oleh Sang Fir'aun tersebut , apakah benar-benar merupakan semacam alat penerangan , atau hanya sebatas simbol semata.
Sebelumnya , mereka terlebih dahulu harus bisa mengidentifikasi beberapa simbol obyek dalam relief-relief itu sebagai penuntun dalam pembuatannya.
Dari beberapa sumber yang aku dapat , inilah hasil identifikasi dari setiap obyek-obyek dalam relief tersebut :
Ket:
- Priest
- ionised fumes
- electric discharge (snake)
- Lamp socket (Lotos)
- Cable (Lotos stem)
- Air god
- Isolator (Djed-Pillar)
- Light bringer Thot with knifes
- Symbol for "current"
- Inverse polarity (Haarpolarität +)
- Energy storage (electrostatic Generator?)
Beberapa Temuan "Mirip" Lainnya :
Tahun 1601, seorang pendeta dan pencatat perjalanan para pelaut penjelajah Spanyol bernama Barco Centenera memberitakan tentang sebuah kota di tengah belantara Amerika Selatan yang dihuni penduduk Inca bernama El Gran Moxo, dekat hulu Rio (sungai) Paraguai, bagian tengah Matto Grosso (kini adalah sebelah barat kota Diamantino) yang memiliki sebuah ‘bulan’ (bola lampu) menakjubkan di atas sebuah tiang setinggi 7,75 meter. Bola lampu ini berdiameter sekitar 10 kaki dan bersinar sangat terang.
Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa ‘bulan’ yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari.
Dicopy dari :
http://ada-1.blogspot.com