Sepuluh terakhir bulan Ramadhan kegiatan umat Islam semakin padat oleh karena mereka menanti malam Lailatul Qadr. Sebagian dari umat Islam mengisinya dengan berbagai bentuk ibadah, ada yang dengan mengkhatamkan al-Qur'an, memperbanyak ibadah salat sunnah di luar salat sunnah tarawih. Bagi mereka menjalani puasa di bulan Ramadhan sebuah kewajiban namun jika tidak mendapati lailatul Qadr bagaikan sayur tanpa garam.
Lailatul Qadr menjadi penantian bagi kebanyakan umat Islam sebab mereka tidak mau melepas bulan ramadhan tanpa mendapatkan keistimewaannya. Lailatul Qadr memiliki beberapa makna, pertama, Lailatul Qadr artinya malam ketentuan dinamakan demikian oleh karena pada malam lailatul qadr di situ Allah menetapkan nasib kehidupan kita untuk satu tahun kemudian. Jadi, hidup mati kita ditentukan pada lailatul qadr, kaya miskin, bahagia sengsara, panjang umur atau pendek umur kita ditentukan pada malam itu juga. Kedua, Lailatul Qadr juga berarti malam "kemuliaan". Lailatul Qadr mulia karena pada malam itu terjadi peristiwa yang luar biasa menurut ulama. salah satunya adalah:
1. Pada malam itu di turunkan al-Qur'an (Qs. al-Qadr: 1) yang mulia yang dibawa langsung oleh Malaikat Jibril.
2. Pada malam itu juga al-Qur'an diturunkan kepada manusia yang mulia yaitu kepada Nabi Muhammad Saw yang menjadi diutus di Muka bumi ini untuk menjadi Rahmat bagi seluruh alam semesta
3. Lailatul Qadr menjadi mulia karena hamba-hamba Allah mengisinya dengan berbagai ibadah kepada Allah swt
Ketiga, Lailatul Qadr juga bermakna "sempit" karena pada malam itu turun para malaikat ke bumi dengan izin Allah swt (Qs. al-Qadr: 4). Menurut Ulama tafsir ketika malaikat turun di muka bumi yang begitu dirindukan oleh para malaikat untuk melihat hamba-hamba Allah di bumi. Ketika Malaikat turun ke Bumi yang dicari oleh mereka adalah, pertama, para pendosa, namun pada malam itu mereka datang, menghadap, mengakui dosa-dosa, kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat agar mendapat ampunan dan kasih sayang Allah swt. kedua, adalah para hamba Allah yang menyambut datangnya Lailatul Qadr dengan membagikan sebagian riski yang mereka miliki kepada para fakir miskin, orang-orang bangkerut, dan orang-orang yang termiskinkan oleh sistem. wal hasil carilah malam Lailatul Qadr dengan merintih, menangis dihadapan Allah Swt sambil memohon ampunan kasih sayangnya atau dengan mendatangi orang-orang miskin yang hampir sepanjang jalan selalu ada di bawah kolom jembatan, di setiap lampu merah yang menghabiskan umurnya di tengah jalan.
Nabi Musa As bertanya kepada tuhan-Nya, Ya Tuhan aku ingin dekat dengan-Mu?
Tuhan menjawab: aku dekat dengan hambaku yang tertaga sepanjang malam Lailatul Qadr.
Nabi Musa As bertanya lagi: aku ingin mendapatkan kasih sayang-Mu?
Tuhanpun menjawab: kasih sayang-Ku buat orang-orang yang menyayangi fakir miskin.