MUNGKIN tidak banyak yang mengetahui apa itu subliminnal message, karena istilah ini memang jarang diucapkan atau dibahas dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada dasarnya subliminal mesasage adalah suatu pesan yang diselipkan pada sebuah objek untuk mempengaruhi pola pikir audience (dalam pengaruh alam bawah sadar). Subliminnal message ini biasa digunakan dalam dunia periklanan (advertising) atau digunakan dalam dunia politik sebagai bahan propaganda.
Subliminal Messages, Pengaruh, Dan Contohnya
Dari segi teoritis, subliminal message berarti sinyal atau pesan yang digabungkan dengan objek lain, didesain sedemikian rupa untuk melewati batas normal persepsi kita. Pesan ini tidak dapat ditangkap oleh alam sadar kita tetapi dalam beberapa situasi dapat memengaruhi alam bawah sadar atau alam terdalam kita untuk menciptakan sebuah aksi atau sikap seseorang, pesan-pesan sengaja dibuat tidak terlalu jelas atau tidak kita sadari pada saat pertama kali melihatnya.
Pesan-pesan tersebut akan terekam di dalam otak kita dan akan bekerja seperti hipnotis, pengaruh yang ditimbulkan oleh pesan-pesan tersebut bisa berakibat positif maupun negatif tergantung pesan yang disembunyikan, apakah itu bernada positif atau negatif, dan saya tambahkan sedikit dari situs wikipedia : bahwa subliminal tehnik ini telah banyak dipergunakan dalam iklan dan propaganda. Tujuan, efektifitas dan frekuensi atas tehnik tersebut masih diperdebatkan hingga sekarang.
Contoh kasat mata subliminnal message yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu, alasan kenapa SPG seksi selalu ada pada produk mobil dan rokok. Itu karena produk tersebut ingin mengasosiasikan wanita seksi dengan produknya sehingga seakan-akan jika kita merokok dan mengendarai mobil mewah maka perempuan-perempuan seksi akan tertarik.
Contoh subliminal messages yang lebih luas bisa ditemukan dalam film kartun Disneyland. Di dalam satu bagian film ‘Lion King’ digambarkan Simba yang sedang merenung di pinggir tebing dengan debu-debu beterbangan di langit malam. Tidak ada yang aneh dari adegan tersebut? Ya. Tapi jika kita perhatikan secara seksama, debu-debu yang beterbangan akan terlihat membentuk sebuah kata yang singkat tapi mencengangkan: ‘Sex’. Bukan hanya itu, kata ‘sex’ juga ditemukan di banyak adegan dalam film tersebut.
Ini adalah citra bawah sadar yang terang-terangan, Menyembunyikan kata seks dalam gambar mungkin adalah salah satu bentuk yang paling umum periklanan.
Citra bawah sadar atau gambar yang tersirat dalam periklanan mungkin tidak ilegal di Amerika, tapi lain halnya di negara – negara lain.
“Subliminal Message” ini mampu menyuruh seseorang atau mampu memberikan instruksi yang kemudian dilakukan oleh orang tersebut, tanpa yang bersangkutan sadar dirinya sedang disuruh. Melihat definisi praktis ini, penulis mengkhawatirkan bahwa hal ini “Subliminal Message” termasuk sihir.
Sihir, sebagaimana kita ketahui, merupakan sebuah tindakan memanipulasi seseorang sehingga ia mengalami sesuatu, atau melakukan sesuatu, atau membenci sesuatu, atau menyukai sesuatu, tanpa kemauan atau kesadarannya.
“Subliminal Message” dilakukan bukan dengan mantra atau sesajen sebagaimana sihir, namun dengan teknik-teknik psikologi rekayasa dan manipulasi atau apapun namanya yang pada dasarnya memanfaatkan teknik-teknik memanipulasi kesadaran. Aktifitas ini dapat dimasukkan ke dalam “mind control” atau pengendalian pikiran di mana di dalamnya termasuk “brainwashing” (cuci otak), “hypnotizing” (hipnotis), sihir, dan lain sebagainya. Seringkali kita tak dapat menarik garis batas yang jelas antara satu sama lain.
Dalam Islam, sihir dan yang sejenisnya haram bahkan pelakunya adalah musyrik. Dukun-dukun sihir termasuk katagori “thaghut” kemusyrikan dan tentu saja sudah dianggap keluar dari Islam alias kafir.
Lebih jauh dapat kita lihat bahwa keseluruhan aktifitasmind control ini adalah aktifitas yang termasuk katagori’menghilangkan akal’ sebagaimana narkoba dan minuman keras (khamr).
Subliminal Message Sebagai Mind Control
Pada tahun 1949, George Orwell, seorang novelis menulis karyanya yang cukup monumental yaitu “1984”. Dalam novel tersebut Orwell menggambarkan (atau memperingatkan) bahwa kelak pada tahun 1984 ada sebuah negara yang sedemikian rupa merampas kebebasan rakyatnya hingga melakukan pengintaian warga dan pengendalian massa lewat media dan propaganda. Ketika novel tersebut ditulis, orang memahami bahwa itulah yang dilakukan oleh negara-negara komunis terhadap rakyatnya.
Namun kini, tampaknya bahkan hal tersebut terjadi di negara “bebas” bernama Amerika. Steven Jacobson, penulis buku Mind Control in the United States, adalah teknisi film berpengalaman dalam teknik“Subliminal Message” yang digunakan dalam media komunikasi. Ia mengungkapkan betapa masalah mind control ini sungguh sangat mengkhawatirkan, sebab menurut dia teknik ini sangat kuat pengaruhnya, sangat efektif dan lebih mengerikan lagi, tidak disadari oleh yang menjadi korban atau obyeknya. Ia juga mengkhawatirkan penggunaan teknik ini menjadi liar tak terkendali sebab selain pihak otoritas belum memberikan aturannya, juga bahkan teknik ini tidak banyak diketahui selain oleh insan-insan media dan para pemerhatinya.
Di Amerika Serikat lewat internet ada sedikit geliat usaha untuk berusaha menyembunyikan atau ‘mengkaburkan kenyataan tentang betapa efektifnya teknik ini’, namun sebagaimana sifat dunia maya, pro dan kontra tidak terbendung masuk ke jalur diskusi, dan pada akhirnya kita dapat menarik kesimpulan sendiri bahwa ternyata ke-efektif-annya. Diskusi dapat dengan kita lihat dari berbagai komen di blog-blog dan situs-situsyang membicarakannya. Dan kita bahkan dapat menemukan para penjual konten-konten “Subliminal Message” ini untuk kepentingan komersial yang ditujukan bagi para pengguna pribadi maupun lembaga atau perusahaan yang mau menggunakannya. Kelompok seperti ini adalah kelompok yang jelas dan tegas menguraikan betapa efektifnya cara ini. [sa/islampos/kolom-inspiratif/bjksd]
Subliminal Messages, Pengaruh, Dan Contohnya
Dari segi teoritis, subliminal message berarti sinyal atau pesan yang digabungkan dengan objek lain, didesain sedemikian rupa untuk melewati batas normal persepsi kita. Pesan ini tidak dapat ditangkap oleh alam sadar kita tetapi dalam beberapa situasi dapat memengaruhi alam bawah sadar atau alam terdalam kita untuk menciptakan sebuah aksi atau sikap seseorang, pesan-pesan sengaja dibuat tidak terlalu jelas atau tidak kita sadari pada saat pertama kali melihatnya.
Pesan-pesan tersebut akan terekam di dalam otak kita dan akan bekerja seperti hipnotis, pengaruh yang ditimbulkan oleh pesan-pesan tersebut bisa berakibat positif maupun negatif tergantung pesan yang disembunyikan, apakah itu bernada positif atau negatif, dan saya tambahkan sedikit dari situs wikipedia : bahwa subliminal tehnik ini telah banyak dipergunakan dalam iklan dan propaganda. Tujuan, efektifitas dan frekuensi atas tehnik tersebut masih diperdebatkan hingga sekarang.
Contoh kasat mata subliminnal message yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu, alasan kenapa SPG seksi selalu ada pada produk mobil dan rokok. Itu karena produk tersebut ingin mengasosiasikan wanita seksi dengan produknya sehingga seakan-akan jika kita merokok dan mengendarai mobil mewah maka perempuan-perempuan seksi akan tertarik.
Contoh subliminal messages yang lebih luas bisa ditemukan dalam film kartun Disneyland. Di dalam satu bagian film ‘Lion King’ digambarkan Simba yang sedang merenung di pinggir tebing dengan debu-debu beterbangan di langit malam. Tidak ada yang aneh dari adegan tersebut? Ya. Tapi jika kita perhatikan secara seksama, debu-debu yang beterbangan akan terlihat membentuk sebuah kata yang singkat tapi mencengangkan: ‘Sex’. Bukan hanya itu, kata ‘sex’ juga ditemukan di banyak adegan dalam film tersebut.
Ini adalah citra bawah sadar yang terang-terangan, Menyembunyikan kata seks dalam gambar mungkin adalah salah satu bentuk yang paling umum periklanan.
Citra bawah sadar atau gambar yang tersirat dalam periklanan mungkin tidak ilegal di Amerika, tapi lain halnya di negara – negara lain.
“Subliminal Message” ini mampu menyuruh seseorang atau mampu memberikan instruksi yang kemudian dilakukan oleh orang tersebut, tanpa yang bersangkutan sadar dirinya sedang disuruh. Melihat definisi praktis ini, penulis mengkhawatirkan bahwa hal ini “Subliminal Message” termasuk sihir.
Sihir, sebagaimana kita ketahui, merupakan sebuah tindakan memanipulasi seseorang sehingga ia mengalami sesuatu, atau melakukan sesuatu, atau membenci sesuatu, atau menyukai sesuatu, tanpa kemauan atau kesadarannya.
“Subliminal Message” dilakukan bukan dengan mantra atau sesajen sebagaimana sihir, namun dengan teknik-teknik psikologi rekayasa dan manipulasi atau apapun namanya yang pada dasarnya memanfaatkan teknik-teknik memanipulasi kesadaran. Aktifitas ini dapat dimasukkan ke dalam “mind control” atau pengendalian pikiran di mana di dalamnya termasuk “brainwashing” (cuci otak), “hypnotizing” (hipnotis), sihir, dan lain sebagainya. Seringkali kita tak dapat menarik garis batas yang jelas antara satu sama lain.
Dalam Islam, sihir dan yang sejenisnya haram bahkan pelakunya adalah musyrik. Dukun-dukun sihir termasuk katagori “thaghut” kemusyrikan dan tentu saja sudah dianggap keluar dari Islam alias kafir.
Lebih jauh dapat kita lihat bahwa keseluruhan aktifitasmind control ini adalah aktifitas yang termasuk katagori’menghilangkan akal’ sebagaimana narkoba dan minuman keras (khamr).
Subliminal Message Sebagai Mind Control
Pada tahun 1949, George Orwell, seorang novelis menulis karyanya yang cukup monumental yaitu “1984”. Dalam novel tersebut Orwell menggambarkan (atau memperingatkan) bahwa kelak pada tahun 1984 ada sebuah negara yang sedemikian rupa merampas kebebasan rakyatnya hingga melakukan pengintaian warga dan pengendalian massa lewat media dan propaganda. Ketika novel tersebut ditulis, orang memahami bahwa itulah yang dilakukan oleh negara-negara komunis terhadap rakyatnya.
Namun kini, tampaknya bahkan hal tersebut terjadi di negara “bebas” bernama Amerika. Steven Jacobson, penulis buku Mind Control in the United States, adalah teknisi film berpengalaman dalam teknik“Subliminal Message” yang digunakan dalam media komunikasi. Ia mengungkapkan betapa masalah mind control ini sungguh sangat mengkhawatirkan, sebab menurut dia teknik ini sangat kuat pengaruhnya, sangat efektif dan lebih mengerikan lagi, tidak disadari oleh yang menjadi korban atau obyeknya. Ia juga mengkhawatirkan penggunaan teknik ini menjadi liar tak terkendali sebab selain pihak otoritas belum memberikan aturannya, juga bahkan teknik ini tidak banyak diketahui selain oleh insan-insan media dan para pemerhatinya.
Di Amerika Serikat lewat internet ada sedikit geliat usaha untuk berusaha menyembunyikan atau ‘mengkaburkan kenyataan tentang betapa efektifnya teknik ini’, namun sebagaimana sifat dunia maya, pro dan kontra tidak terbendung masuk ke jalur diskusi, dan pada akhirnya kita dapat menarik kesimpulan sendiri bahwa ternyata ke-efektif-annya. Diskusi dapat dengan kita lihat dari berbagai komen di blog-blog dan situs-situsyang membicarakannya. Dan kita bahkan dapat menemukan para penjual konten-konten “Subliminal Message” ini untuk kepentingan komersial yang ditujukan bagi para pengguna pribadi maupun lembaga atau perusahaan yang mau menggunakannya. Kelompok seperti ini adalah kelompok yang jelas dan tegas menguraikan betapa efektifnya cara ini. [sa/islampos/kolom-inspiratif/bjksd]