1 PENGERTIAN TAUHID
Tauhid sebagai suatu pengetahuan kesaksian, keimanan, dan keyakinan terhadap keesaan Allah dengan segala kesempurnaan-Nya. Berdasar Al-Qur’an, keesaan Allah itu meliputi tiga hal, yaitu esa zat-Nya, tidak ada Tuhan lebih dari satu dan tidak ada sekutu bagi Allah; esa af’al-Nya, tidak ada seorang pun yang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh Allah. Menurut osman Raliby, kemahaesaan Allah adalah: Allah Maha Esa dalam zat-Nya. Kemahaesaan Allah dalam zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa zat Allah tidak sama dan tidak dapat disamakan dengan apapun juga. Zat Allah tidak akan mati, tetapi akan kekal dan abadi.
Allah juga bersifat wajibul wujud, artinya hanya Allah yang abadi dan kekal wujud-Nya. Selain Allah, semuanya bersifat mumkinul wujud, artinya boleh ada dan boleh tidak ada.
2 MACAM-MACAM TAUHID
1. Tauhid Rububiyah
Secara estimologis kata rabb sebenarnya memiliki banyak arti, antara lain menumbuhkan, mengembangkan, mendidik, memelihara, menanggung, memperbaiki, mengumpulkan, mempersiapkan, memimpin, mengepalai, dan menyelesaikan. Dalam kaitannya dengan pembahasan tauhid rububiyah dapat dijelaskan bahwa kata rububiyah berasal dari akar kata rabb, yaitu zat yang menghidupkan dan mematikan.
Makna rububiyah mewujud dalam fenomena penciptaan, pemberian rezeki, juga pengelolaan dan penguasaan alam semesta ini. Allah berfirman:
_____________________
Tauhid rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia bahwa Allah itu esa dalam penciptaan, pemberian rezeki dan penguasaan atas makhluk-makhluk-Nya. Kenyataan alam secara keseluruhan menjelaskan tentang hakikat tauhid rububiyah.
2. Tauhid Mulkiyah
Secara bahasa kata mulkiyah berasal dari kata mulkyang terbentuk pula kata malik. Tauhid mulkiyah berarti sebuah pandangan yang meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya zat yang mengusai alam semesta ini.
Melalui sifat mulkiyah-Nya, Allah berhak menentukan apa saja untuk makhluk-Nya. Sebagai pemilik segala yang ada, Allah adalah raja atau penguasa. Raja berfungsi menjadi penguasa manakala ia adalah pemimpin yang dipatuhi.
Allah juga menunjukkan bahwa diri-Nya adalah pelindung orang-orang beriman yang akan membawa mereka menuju pencerahan. Allah berfirman sebagai berikut:
________
Keberadaan keyakinan mulkiyah ini membedakan antara pribadi muslim dan bukan muslim. Dengan demikian, tauhid mulkiyah menegaskan bahwa loyalitas, afiliasi, kerelaan, pembelaan, dukungan dan pengorbanan tidak boleh diberikan kecuali pemimpin atau undang-undang yang bersumberkan syariat Allah. Karena dengan penegakan syariat Allah di muka bumi akan menjamin kemashlahatan dan kemakmuran kehidupan di bumi.
3. Tauhid Uluhiyah
Uluhiyah atau ilahiyah berasal dari kata ilah. Dalam bahasa Arab kata ilah memiliki akar kata a-la-ha yang memiliki arti tentram, tenang, lindungan, cinta dan sembah. Semua makna ini sesuai dengan sifat-sifat dan kekhususan zat Allah.
Tauhid uluhiyah merupakan pengejawantahan dari sikap kepasrahan dan penghambaan yang utuh kepada Allah. Seorang yang berorientasi pada tauhid uluhiyah akan mengabdikan segenap kehidupannya kepada Allah semata.
Makna tauhid uluhiyah adalah sebuah keyakinan bahwa selain Allah adalah satu-satunya zat yang memiliki dan menguasai langit, bumi, dan seisinya, satu-satunya yang wajib ditaati dan yang menentukan segala aturan serta yang melindungi. Ibnu Rajab berkata, “Ilah adalah yang wajib ditaati dan tidak didurhakai, merasa takut karena mengagungkan. Cinta takut dan penuh pengharapan, berserah diri, memohon hanya kepada-Nya. Siapa yang menyekutukan-Nya dengan suatu makhluk dalam perkara ini akan merusak keikhlasan seseorang dalam berikrar laa ilaaha ilallah”.
Ilah bagi manusia bisa bermacam-macam bentuknya. Oleh karena itu konsekuensi pernyataan laa ilaaha ilallah sangat berat karena harus meninggalkan seluruh ilahselain kepada Allah.
Tauhid uluhiyah mengandung konsekuensi tertentu bagi orang beriman. Keyakinan ini menuntut totalitas dalam mengabdi kepada Allah dalam segenap aktivitas kita.
4. Tauhid Rahmaniyah
Secara bahasa rahmaniyah berasal dari kata rahmanyang memiliki arti kasih sayang, yaitu suatu nilai yang paling mendasar sekaligus merupakan kebutuhan paling asasi bagi kehidupan manusia. Rahman dalam perwujudannya yang lebih suci dan lebih tinggi adalah suatu sifat yang ditonjolkan Allah dalam memperkenalkan diri-Nya sebagaimana kita menemukannya pada awal tiap surah yang kita baca dalam Al-Qur’an, yang intinya bahwa kasih sayang (rahman) Allah sangat luas dan meliputi alam semesta.
Pada prinsipnya tauhid rahmaniyah merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntutan untuk memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh alam semesta. Sikap ini selaras dengan misi rahmatan lil ‘alamin yang diemban Rasulullah saw untuk memberikan kasih sayang pada seluruh makhluk alam semesta.
Tauhid rahmaniyah menghendaki nilai dasar kasih sayang dikembangkan dalam hubungan dan pergaulan kehidupan kita. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan nilai kasih sayang yang sangat dibutuhkan dalam menopang kehidupan. Pengembangan hubungan baik yang dilandasi kasih sayang dalam lingkungan keluarga dikenal dalam ajaran islam dengan silaturahmi.
3 MAKNA KALIMAT TAUHID LAA ILAAHA ILLALLAH
Kata ilahmempunyai pengertian luas, yaitu mencakup pengertian rububiyah dan mulkiyah. Adapun laa ilaaha ilallah mempunyai pengertian sebagai berikut:
· laa kholiqa iilallah(tidak ada Yang Maha Pencipta, kecuali Allah)
· laa raaziqa illallah(tidak ada Yang Maha Memberi Rezeki, kecuali Allah)
· laa hafidza illallah(tidak ada Yang Maha Memelihara, kecuali Allah)
· laa mudabira illallah(tidak ada Yang Maha Mengelola, kecuali Allah)
· laa maalika illallah(tidak ada Yang Maha Memiliki Kerajaan, kecuali Allah)
· laa waliya illallah(tidak ada Yang Maha Memimpin, kecuali Allah)
· laa haakima illallah(tidak ada Yang Maha Menentukan Aturan, kecuali Allah)
· laa ghoyata illalllah(tidak ada Yang Maha Menjadi Tujuan, kecuali Allah)
· laa ma’buuda illallah(tidak ada Yang Maha Disembah, kecuali Allah)